Kompak, Drakor Tayang di Indosiar, GTV, RTV, Trans TV, NET, dll.

Oleh: - 24 Mei 2020  |

Instagram

Jang Nara, Lee Min Ho, dan Kwon Yuri
Jang Nara, Lee Min Ho, dan Kwon Yuri (Twitter)

Pertengahan tahun 2020 ini boleh dibilang jadi momen yang menggembirakan untuk para pencinta drama Korea (drakor) di Indonesia. Pasalnya, banyak stasiun televisi tanah air kini berlomba-lomba untuk menayangkan drakor.

Fenomena ini terjadi usai drakor The World of the Married mendapat sambutan yang luar biasa di negara-negara Asia termasuk Indonesia. Tak heran bila pada akhirnya drakor tersebut ditayangkan Trans TV sejak 11 Mei 2020 silam.

Langkah Trans TV itu kemudian diikuti oleh Indosiar yang segera hadirkan Legend of the Blue Sea, Trans7 dengan VIP-nya, RTV lewat Innocent Defendant, She Was Pretty yang juga disiapkan GTV, serta NET tak mau ketinggalan dengan Suspicious Partner.

Tak pelak, layar TV tanah air pun ke depan bakal banyak dihiasi wajah cantik dan tampan para bintang-bintang Korea seperti Lee Min Ho (Legend of the Blue Sea), Jang Nara (VIP), Choi Siwon (She Was Pretty), hingga Kwon Yuri (Innocent Defendant).

Baca juga:

Menjamurnya tayangan drakor dalam beberapa hari atau minggu ke depan di mata kami sangat mengejutkan. Bagaimana tidak, kami pada pertengahan April lalu sempat mengunggah berita tentang punahnya tayangan drakor di Indonesia.

Drama Korea She Was Pretty GTV
Drama Korea She Was Pretty GTV (Youtube)

Kala itu, kami menyatakan drakor yang tayang secara gratis alias free-to-air (FTA) di stasiun TV lokal punah tatkala Jealousy Incarnate di RTV berhenti tayang. Jealousy Incarnate saat itu adalah satu-satunya drakor yang masih tayang di stasiun TV lokal.

Stasiun televisi yang kerap hadirkan drakor seperti Indosiar, GTV (dulu Global TV), RCTI, dan Trans TV saat itu sudah tidak hadirkan drakor lagi. RTV boleh dibilang harapan terakhir para pemirsa untuk bisa nonton drakor secara gratis.

Siapa sangka, sebulan berselang, demam drakor melanda tanah air hingga membuat geliat penayangan drama Korea di stasiun TV lokal kembali membara. Pastinya hal itu jadi kabar yang sangat menggembirakan bagi para pencinta drakor.

Hal lain yang tak kalah menarik untuk diamati dari fenomena menjamurnya drakor di stasiun TV lokal adalah pro-kontra alih suara atau dubbing. Banyak pemirsa anti dengan adanya dubbing di drakor yang tayang di stasiun TV lokal.

Mereka menyebut dubbing mengurasi kesan penjiwaan para pemainnya. Sementara di sisi lain, penggunaan subtitle juga tidak selalu bersahabat dengan para pemirsa Indonesia yang tak biasa “dipaksa baca-baca” saat nonton TV, misal emak-emak.

Sebagaimana telah kami tulis juga pada 2019 silam, kami berpendapat drakor di-dubbing lazimnya lebih potensial di tangga rating. Apakah artinya drakor-drakor yang bakal tayang ke depan akan dominan di-dubbing? Mari kita tunggu saja bersama!

Berita Terkait.

Tinggalkan Balasan