Cerita Perjalanan Hybe Bikin Boy Band BTS Sukses Mendunia

By-|

Instagram

Bang Si Hyuk dan Boy Band BTS
Bang Si Hyuk dan Boy Band BTS (time.com)

Beberapa tahun silam ketika berbicara tentang perusahaan agensi hiburan di Korea Selatan, bakal muncul tiga nama besar, yaitu SM Entertainment, YG Entertainment, dan JYP Entertainment. Siapa menduga kedigdayaannya ketiganya kini telah dilewati oleh Big Hit Entertainment/Hybe Corporation. Hybe adalah perusahaan di balik kesuksesan grup K-pop paling terkenal di dunia, BTS. Setelah sukses melambungkan boy band beranggotakan Jin, Suga, J-Hope, RM, Jimin, V, dan Jungkook tersebut, Big Hit kini menjadi salah satu pemain utama di industri musik global. Bagaimana mereka bisa meraih kesuksesan ini? Apa rahasia di balik itu? Popmagz.com akan mengulasnnya lebih lanjut dalam artikel berikut.

Bang Si Hyuk Sang Pendiri

Bang Si Hyuk merupakan seorang produser dan penulis lagu di JYP Entertainment yang telah berhasil menciptakan beberapa lagu populer di Korea Selatan. Beberapa lagu populer yang diciptakan olehnya, antara lain Like Being Shot by a Bullet oleh Baek Ji Young, Friday Night oleh God, dan Bad Guy oleh Rain/Jung Ji Hoo. Pada waktu itu, JYP merupakan salah satu dari tiga big three yang mendominasi industri K-Pop dengan artis-artis seperti Wonder Girls, Ivy, Park Ji Yoon, dan Byul. Sedangkan SM Entertainment sukses dengan Super Junior dan SNSD, sedangkan YG Entertainment lewat 2NE1 dan Big Bang. Pada tahun 2005, Bang Si Hyuk dan Park Jin Young CEO JYP berselisih hingga akhirnya Bang Si Hyuk memilih untuk mengundurkan diri lalu mendirikan Big Hit Entertainment.

Tidaklah mudah bagi Bang Si Hyuk untuk membangun agensinya sendiri. Pada awal-awal berdiri, ia harus menghadapi krisis keuangan ketika mengorbitkan trio vokal 8Eight, salah satu talent pertama Big Hit. Beruntung album perdana 8Eight mampu menembus peringkat 19 chart musik Korea pada tahun 2007 dengan 3.000 kopi rekaman terjual hingga membuat Big Hit bisa bertahan di awal-awal berdiri. Memasuki tahun 2010, Big Hit yang kala itu masih terbilang kecil mencoba membentuk boy band BTS. Usaha Big Hit membesarkan BTS jelas tidak mudah karena diawali dengan berbagai keterbatasan. Fasilitas dan peralatan Big Hit sebelum sukses besar lewat BTS masih serba terbatas sehingga artisnya melakukan rekaman di garasi kecil.

Bang Si Hyuk Pendiri Big Hit
Bang Si Hyuk Pendiri Big Hit (mk.co.kr)

Karyawan Big Hit kala itu juga tidak banyak, sampai terkadang mereka harus multitasking, satu karyawan mengerjakan beberapa tugas sekaligus. Setelah 3 tahun terbentuk, barulah BTS debut dengan lagu No More Dream. Pada awal diluncurkan medio 2013-an, BTS memang pemula yang kurang dikenal, namun mereka terus populer dari waktu ke waktu. Tahun 2015 BTS mulai menapaki jalur kesuksesan dan meraih banyak penghargaan, mulai dari World Rookie Award Gaon Chart Music Award, Disc Bonsang Golden Disc Awards, hingga Best World Performer Mnet Asian Music Awards. Pada tahun 2015 tersebut BTS juga sudah berhasil merebut posisi ketiga Billboard World Digital Chart sehingga berkesempatan untuk tampil di Billboard Studios, Atlanta, Amerika Serikat.

Puncak Kesuksesan BTS

Setahun berselang BTS sanggup merangsak ke posisi teratas Billboard berkat album Wings, menjadikan mereka sebagai artis Korea pertama dengan penjualan album tertinggi. Sederet lagu BTS, seperti DNA, Dynamite, Fake Love, dan Boy With Luv meledak di pasaran. Bahkan Dynamite versi bahasa Inggris membuat BTS semakin diperhitungkan di industru musik dunia. Namanya yang semakin populer di berbagai negara itu berhasil pula mengantarkan BTS tampil di sejumlah acara televisi Amerika Serikat. Tak hanya kepopuleran semata, kualitas musik BTS juga diakui oleh musisi-musisi dunia. Maka itu tak mengherankan bila BTS bisa berkolaborasi dengan para musisi beken dari negara lain seperti Coldplay, DJ Aukey, Sia, Nicki Minaj, Halsey, Lil Nas X, Becky G, dan Zara Larsson.

Majalah Time pun sampai mentahbiskan BTS sebagai Entertainer of the Year 2020. Beberapa tahun kemudian, BTS rutin masuk nominasi Grammy Awards, seperti pada Grammy Awards 2023, dimana mereka masuk nominasi Best Pop Duo Group Performance untuk lagu My Universe, hasil kolaborasi bersama Coldplay. BTS juga masuk nominasi Best Music Video untuk MV Yet To Come, bersaing dengan Adele (Easy on Me), Doja Cat (Woman), Harry Styles (As It Was), Kendrick Lamar (The Heart Part 5), dan sang pemenang, Taylor Swift lewat MV lagu All Too Well: The Short Film. Sukses BTS semakin membesarkan nama Big Hit hingga mereka mantap melakukan IPO pada Oktober 2020 kemudian berganti nama jadi Hybe Corporation.

My Universe Coldplay feat. BTS
My Universe Coldplay feat. BTS

Hybe Corporation sebagai holding dengan beberapa subsidiary company rupanya mampu meningkatkan pendapatan yang sangat besar sehingga valuasi mereka berhasil mengalahkan big three SM Entertainment, YG Entertainment, dan JYP Entertainment. Sama seperti BTS talent-nya, prestasi Hybe diakui di tingkat global. Tak mengagetkan tentunya jika majalah Time menjadikan HYBE satu-satunya perusahaan industri hiburan Korea yang masuk daftar 100 Most Influential Companies edisi 2021 dan 2022. Pun dengan Majalah Fast Company yang menyebut Big Hit Entertainment sebagai perusahaan paling inovatif di dunia karena mampu menemukan cara baru dalam memproduksi konten, menjangkau pendengar, dan membangun engagement dengan penggemar.

Perjuangan Idola K-POP

Bayangkan perjuangan yang harus dilalui BTS untuk mencapai panggung dunia, mengingat ketatnya industri K-Pop. Seorang calon artis idola K-Pop harus melalui masa pelatihan yang sangat melelahkan selama 4 hingga 10 tahun. Selain itu, mereka harus menjaga penampilan karena tuntutan industri yang menuntut kesempurnaan. Selain fisik yang ideal, cantik, mata lebar, pipi tirus, hidung mancung, dan berat badan yang ideal, persaingan yang sangat ketat masih harus dihadapi oleh seorang idola K-Pop untuk mempertahankan popularitasnya. Kegiatan yang padat, intensif, dan melelahkan harus diikuti seperti yang telah dilakukan oleh Blackpink, EXO, Super Junior, dan idola K-Pop lainnya. Setelah menjadi idola K-Pop yang sukses, seorang artis menjadi aset berharga yang harus dikelola dengan baik.

Bagaimana Big Hit mengelola para talent-nya seperti BTS? Apakah berbeda dari para kompetitornya? Bang Si Hyuk adalah sosok yang berkomitmen kuat pada kualitas musik. Saat memproduksi musik, Bang Si Hyuk bakal berbicara lebih keras daripada biasanya. Semua artis yang bekerja dengannya pasti tahu tentang ketegasan Bang Si Hyuk. Jinju alias Pearl yang merupakan talent pertama JYP Entertainment pada 1997 membenarkan hal tersebut. Pearl mengungkapkan dirinya pernah berlatih berjam-jam bersama Bang Si Hyuk saat dia mengharap album perdananya, Sunflower. Bang Si Hyuk disebut Pearl sebagai pendengar yang sangat tajam dan tak akan ragu untuk berteriak jika ada kesalahan dalam proses rekaman.

Music & Artist for Healing

Baca juga:

Berkat sikap perfeksionis dan tangan dingin Bang Si Hyuk itulah kemudian lahir puluhan lagu BTS yang laku keras di pasaran. Walaupun Bang Si Hyuk perfeksionis, dia tidak otoriter lantaran tetap mendorong para talent menuangkan pesan dan ide-idenya secara bebas pada karya-karya mereka. Dalam wawancara dengan Rolling Stones India pada tahun 2017, RM (Kim Nam Joon) leader BTS menjelaskan bahwa ketujuh member BTS memang terlibat dalam proses pembuatan lagu-lagu mereka. Sikap Bang Si Hyuk tidak lepas dari pandangannya bahwa bermusik adalah menghibur dan menggerakkan hati banyak orang. Sehingga tagline atau jargon Big Hit Entertainment yang juga tersurat dalam logo mereka adalah Music & Artist for Healing.

Lagu-lagu BTS mencerminkan jargon Music & Artist for Healing itu. Seperti yang dikatakan RM kepada majalan Time, bahwa ide utama dari karya-karya lagu BTS adalah bagaimana merilis musik untuk menghibur orang-orang dan menjadi sarana healing bagi mereka yang membutuhkan. Hal tersebut makin terasa saat masa-masa yang sulit pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu, ketika semua orang sulit untuk bertemu dan berinteraksi secara fisik. Melalui karyanya, BTS juga berusaha mengangkat isu-isu sosial seperti pada lagu No More Dream, dimana lagu tersebut berisi kritikan terhadap masyarakat yang menekan para remaja Korea. Sedangkan lagu Am I Wrong diluncurkan ketika skandal korupsi besar mantan presiden Korea Selatan Park Geun Hye terungkap.

BTS Pidato di Sidang PBB pada 2018
BTS Pidato di Sidang PBB pada 2018 (washingtonpost.com)

Kepedulian sosial BTS juga tercermin pada social movement mereka, seperti menyumbang 1 juta USD kepada gerakan Black Lives Matter (BLM) pada tahun 2020 silam. Sumbangan BTS pada BLM itu rupanya menginspirasi ARMY (Nama fan base mereka), dimana sumbangan yang mereka himpun bisa mendapatkan angka serupa dengan total sumbangan sang artis idola. Jauh sebelum itu BTS memang dinilai berpengaruh dalam menggerakkan generasi muda, sehingga Time sempat menjadikan foto mereka sebagai sampul manjalahnya pada tahun 2018 dengan tagline Next Generation Leaders. Lebih membanggakan lagi, BTS juga tercatat dua kali diberi kesempatan pidato di sidang umum PBB. Pertama pada 2018 silam, ketika mereka mengangkat tema self-love pada generasi muda. Lalu yang kedua tahun 2021 kemarin, mengusung pidato pandemi Covid-19.

Ketika pandemi Covid-19 melanda dunia, banyak industri mengalami kesulitan, termasuk industri hiburan. Namun, Hybe berhasil menciptakan inovasi yang kreatif untuk mengatasi situasi sulit tersebut. Mereka melakukan segala upaya untuk menjaga bisnis tetap berjalan dan tetap terhubung dengan para penggemar BTS. Pada bulan Oktober 2020, Big Hit berhasil menyelenggarakan konser virtual BTS melalui platform Weverse milik mereka. Konser bertajuk Map of the Soul ON:E itu bukan hanya sukses, tetapi juga berhasil memecahkan rekor Guinness World Records sebagai konser musik live streaming dengan penonton terbanyak. Konser virtual tersebut mampu mempertahankan kecintaan para penggemar terhadap artis idolanya pada masa pandemi dan mengobati kekecewaan setelah rangkaian tur BTS dibatalkan.

Kedekatan BTS dan ARMY

Salah satu kunci kesuksesan Hybe dalam membangun engagement penggemar adalah dengan menyadari betul bahwa penggemar adalah kolaborator aktif yang berkontribusi dalam mengembangkan artis. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu anggota BTS J-Hope (Jung Ho Seok), penggemar dan artis saling mempengaruhi satu sama lain dan belajar melalui proses pembuatan musik serta menerima feedback. Interaksi timbal balik antara ARMY dan BTS dapat terjadi secara intens melalui platform Weverse. Di sana, para penggemar dapat berinteraksi langsung dengan artis melalui layanan membership, memesan tiket konser online, belajar bahasa Korea bersama BTS, serta membeli merchandise. Kelebihan itu membuat Bang Si Hyuk menyebut Weverse sebagai great innovation.

Konser Boy Band BTS
Konser Boy Band BTS (hollywoodreporter.com)

Penulis buku BTS, Art Revoluton Jiyoung Lee menyebut semangat fandom BTS sebagai fenomena horizontalitas. Pertukaran timbal balik antara artis dan penggemar yang mampu membangun kesamaan nilai di antara mereka. ARMY menjadi bagian internal yang berkontribusi pada nilai-nilai yang dibawakan oleh BTS. Oleh karena itu, dalam lagu-lagu mereka, BTS selalu membawa isu-isu yang penting, seperti love yourself, speak yourself, dan suicide prevention. Mereka mampu mengangkat isu mental health yang erat kaitannya dengan keadaan anak muda sekarang. Hal ini menunjukkan bahwa BTS selangkah lebih maju dibandingkan perusahaan musik lainnya dengan meningkatkan engagement para penggemar dengan idolanya dan mengambil manfaat dari hubungan yang mereka bangun.

Ekspansi Hybe Corporation

Tahun 2021 adalah babak baru bagi Hybe Corporation sebagai perusahaan platform gaya hidup dan hiburan. Big Hit Entertainment—brand lama mereka—kini bertransformasi jadi Big Hit Music yang berada di bawah divisi Hybe Labels. Hybe Corporation juga kemudian mengakuisisi beberapa agensi dengan talent-telent hebat mereka, seperti Adore dengan girl group New Jeans, Source Music dengan girl group GFriend, Belift Lab dengan boy band Enhypen, dan Coz Entertainment. Hype Labels adalah salah satu dari tiga divisi baru Hybe Corporation dan dua lainnya adalah Hype Solutions dan Hype Platforms. Hype Solutions adalah unit bisnis yang fokus memproduksi konten video, intellectual property, game, dan pembelajaran.

Hybe Platform berfokus pada pengelolaan Weverse sebagai platform hub yang menghubungkan dan memperluas persebaran konten dan layanan Hybe. Pada Mei 2021, Weverse Company melakukan investasi di Wave, Platform F2F untuk fandom guna memperkuat peluang bisnis di Amerika Serikat. Pada kuartal kedua 2021, Weverse melaporkan bahwa mereka sudah memiliki lebih dari 5,3 juta pengguna aktif yang tersebar di lebih dari 100 negara, meningkat lebih dari 100% dibandingkan tahun 2020 ketika hanya memiliki 2,4 juta pengguna aktif. Average Revenue Per Paying User atau ARPU Q2 2021 juga meningkat 53% dari Q1 2021. Penjualan konten di Weverse semakin meningkat dan semakin banyak orang yang bersedia mengeluarkan uang untuk konten yang berhubungan dengan BTS.

Aplikasi Weverse dari Hybe Corporation
Aplikasi Weverse dari Hybe Corporation (Twitter)

Menurut Paul Han, pendiri situs berita K-Pop allkpop.com, keberhasilan Big Hit dalam membangun platform Weverse sangat penting untuk menciptakan aliran pendapatan secara keseluruhan. Strategi ini menunjukkan bahwa diversifikasi sangat membantu perusahaan ketika salah satu sektor bisnisnya mengalami penurunan. Big Hit berhasil membuat perbedaan dengan mampu menjadikan teknologi sebagai enabler bagi pertumbuhan perusahaan. Saat perusahaan label hiburan lain hanya fokus pada hiburan semata, Big Hit dapat memanfaatkan pengaruh artis mereka untuk mempromosikan penggunaan aplikasi teknologi mereka sendiri. Hybe memahami betul bagaimana memaksimalkan potensi pertumbuhan di luar model bisnis yang sudah ada.

Mempertahankan Kesuksesan

Dengan Kepitalisasi market mencapai 3,4 miliar USD pada tahun 2021, HYBE kini menjadi agensi terbesar di Korea Selatan. Angka tersebut tiga kali lipat dibandingkan dengan posisi kedua yang ditempati oleh JYP Entertainment dengan kapitalisasi market sebesar 1,1 miliar USD. SM Entertainment serta YG Entertainment berada di posisi ketiga dan keempat. Hybe tak berhenti berekspansi di pasar musik global, seperti pada tahun 2021 lalu, dimana mereka mengakuisisi Ithaca Holdings yang menaungi Ariana Grande dan Justin Bieber. Mereka pun juga sudah jalin kerja sama dengan The Walt Disney Asia Pasifik untuk menyuguhkan konten musik dan hiburan Korea ke pasar global serta Universal untuk distribusi musik.

Kedepan tantangan Hybe adalah melepas ketergantungan mereka pada Jeon Jung Kook dan kawan-kawannya di BTS. Mereka harus mereplikasi sukses besar mereka sejak 2013 hingga sekarang jika tak ingin redup saat BTS nantinya tak tak setenar sekarang. Sejauh ini mereka telah mengorbitkan nama talent-talent lain yang tak kalah berbakat, seperti TXT, Seventeen, dan Enhypen. Per tahun 2021 proporsi penjualan album TXT, Seventeen, dan N-Hype mulai membesar dibanding periode sebelumnya. Tercatat pada tahun tersebut Seventeen laku 3,7 juta, Enhypen 2,2 juta, dan TXT 1,8 juta. Sebagai pembanding, pada tahun yang sama album BTS terjual sebanyak 7,4 juta atau dua kali dari gabungan penjualan album TXT, Seventeen, dan Enhypen.

Berita Terkait.