Sinemart Pindah ke SCTV, Sutradara Anak Jalanan: Biasa Aja Ya

Oleh: - 13 Januari 2017  |

Instagram

Pemain Sinetron Anak Jalanan RCTI
Pemain Sinetron Anak Jalanan RCTI (Instagram)

Awal tahun 2017 ini jagat sinetron tanah air heboh dengan kabar kepindahan production house (PH) SinemArt dari RCTI ke SCTV. Bagaimana tidak, boleh dibilang tulang punggung RCTI dalam merajai rating TV beberapa tahun ini adalah sinetron-sinetron produksi SinemArt.

Para penggemar sinetron Indonesia sudah pasti tidak asing dengan sinetron-sinetron “jawara rating” produksi SinemArt, sebut saja Putri Yang Ditukar (2011), Tukang Bubur Naik Haji (2012), 7 Manusia Harimau (2014), Anak Jalanan (2015), hingga Anugerah Cinta (2016).

Kepindahan SinemArt pun mengundang komentar beragam, baik dari para pemirsa TV maupun para pelaku industri sinetron seperti para artis, sutradara, dan kru sinetron. Akbar Bhakti, sutradara senior yang setahun ini berhasil membawa Anak Jalanan merajai rating pun tak mau ketinggalan memberikan komentarnya.

Akbar menilai hal yang biasa saja ketika sebuah PH pindah dari stasiun TV satu ke stasiun TV lainnya. Sebagai pelaku kreatif di industri sinetron, Akbar melihat kepindahan PH adalah bagian dari perjalanan sebuah PH yang memang harus diikuti orang-orang di dalamnya.

“Biasa aja ya, itu kan sebuah perjalanan, pindah sana, pindah sini. Saya sebagai pelaku kreatif ikut aja,” ungkap Akbar, dikutip dari Tabloidbintang.com, Jumat,13 Januari 2017.

Baca juga:

Profesi sutradara, kru, dan juga artis, menurut Akbar, adalah pekerja yang seyogianya tunduk atau mengikuti kebijakan dari atas. Selain itu, seorang pekerja juga sudah sewajarnya memberikan kemampuan maksimalnya ketika membuat sebuah karya.

“Kita kan kerja, pasukan, pekerja profesi. Prinsipnya sama aja, kita kerja memberikan karya maksimal dan usaha terbaik,” lanjut Akbar.

Lebih lanjut, Akbar tidak takut atau khawatir sinetron-sinetron besutannya pasca kepindahan SinemArt ke SCTV tidak akan se-booming dulu. Pasalnya, Akbar meyakini konsep dan jalan cerita lebih menentukan ketimbang stasiun TV mana yang menayangkan.

“Mau tayang dimana pun sama aja. kembali lagi ke konsep dan alur cerita,” tutup pria yang pernah menyutradarai sinetron-sinetron populer seperti Bayu Cinta Luna SCTV (2009), Antara Cinta dan Dusta Indosiar (2011), dan Malu Malu Kucing MNCTV (2015) itu.

Berita Terkait.

Tinggalkan Balasan