Cerita Film V for Vendetta: Revolusi Melawan Rezim Otoriter

Oleh: - 4 Desember 2022  |

Instagram

Tokoh V di Film V for Vendetta
Tokoh V di Film V for Vendetta (Youtube)

V for Vendetta merupakan film bergenre dystopian political thriller yang dirilis pada tahun 2006 silam. Film ini bercerita tentang vigilante atau seorang yang menegakkan hukum dengan caranya sendiri bernama V. V for Vendetta sendiri merupakan adaptasi komik berjudul sama karya Alan Moore dan David Lloyd yang dirilis medio 1982–1986 silam. Wachowski bersaudara yang beberapa tahun sebelumnya sukses menyutradarai The Matrix, pada film ini menjadi penulis skenario. Adapun James McTeigue yang di The Matrix menjadi asisten Wachowski bersaudara, di V for Vendetta dipercaya menjadi sutradara. Sederet aktor dan aktris beken bermain di V for Vendetta, seperti Hugo Weaving, Natalie Portman, Stephen Rea, Stephen Fry, John Hurt, dan masih banyak lagi.

Peledakan Old Bailey

Film V for Vendetta dibuka dengan adegan flashback masa lalu yang memperlihatkan Guy Fawkes (Clive Ashborn) sedang dalam upaya kudeta terhadap pemerintahan yang dianggap zalim. Dia berniat meledakkan gedung parlemen Inggris yang bernama House of Lords pada 5 November 1605. Sayangnya aksi yang pada kemudian hari dikenal dengan istilah Gunpowder Plot itu gagal lantaran sudah ketahuan oleh pihak keamanan. Fawkes kemudian ditangkap kemudihan dijatuhi hukuman gantung pada 31 January 1606. Setelah itu adegan V for Vendetta kembali ke masa sekarang, dimana diperlihatkan seseorang duduk lalu memakai topeng Guy Fawkes. Orang inilah sang tokoh utama film V for Vendetta, yaitu V yang diperankan oleh aktor Hugo Weaving.

Di tempat yang berbeda, Evey Hammond (Natalie Portman) diperlihatkan sedang berada di jalan pada malam tanggal 4 November. Lantaran saat itu berlaku jam malam, dia ditangkap oleh tiga anggota Fingerman, satuan polisi rahasia di London pimpinan Peter Creedy (Tim Pigot Smith). Para Fingerman ini lalu coba melakukan pelecehan seksual terhadap Evey, alih-alih membawanya ke kantor polisi untuk ditahan. Beruntung V datang lalu berhasil menghajar ketiga orang Fingerman bejat tersebut. V kemudian mengajak Evey untuk menyaksikan sebuah pertunjukan musik besar dan kembang api yang sudah dia rencanakan. Pertunjukan yang dimaksud oleh V itu ternyata adalah aksi peledakan Old Bailey, gedung pengadilan yang telah berdiri sejak 1902 silam di London.

Peledakan Gedung Old Bailey
Peledakan Gedung Old Bailey (Youtube)

Aksi peledakan Old Bailey membuat Kanselir Tinggi Adam Sutler (John Hurt) yang merupakan orang paling berkuasa saat itu murka. Dia perintahkan inspektur polisi Eric Finch (Stephen Rea) untuk menyelidiki siapa dalang dibalik kasus tersebut. Keesokan harinya di kantor media televisi BTN terlihat Evey sedang bekerja di sana. Evey sedang diincar kepolisian karena kedapatan berada bersama V pada malam peledakan Old Bailey. Di tengah kesibukan semua orang menonton berita peledakan Old Bailey, tiba-tiba V membajak siaran televisi BTN untuk mengumumkan bahwa dirinya adalah orang yang bertanggung jawab atas peledakan tersebut. Pada kesempatan siaran langsung itu, V memanfaatkan momen untuk mengkampanyekan gerakan revolusinya juga.

V menyerukan agar rakyat Inggris segera bangkit melawan rezim pemerintah otoriter Partai Norsefire. V mengajak seluruh rakyat Inggris untuk bergabung pada peringatan Guy Fawkes Knight di depan House of Lords pada 5 November tahun depan. Polisi kemudian berupaya segera menangkap V di kantor BTN tersebut. Namun Evey yang juga sedang dikejar oleh polisi berhasil membantu V melarikan diri walau dia sampai pingsan terkena pukulan Finch. Evey kemudian terbangun dan merasa asing usai dapati dirinya sudah terbangun di rumah V. Lantaran Evey kini sudah menjadi buron polisi, V kemudian menawarkan Evey untuk tetap tinggal di rumahnya hinga 5 November tahun depan, ketika dia telah selesai dengan misi pamungkasnya menghancurkan pemerintah otoriter Sutler.

Larkhill Detention Centre

Tidak berselang lama V pergi membunuh Lewis Prothero (Roger Allam), pemimpin divisi propaganda pihak pemerintah yang juga bekerja di kantor BTN. V berhasil menyusup ke kantor BTN lalu membunuh Prothero dengan memanfaatkan kartu identitas milik Evey tanpa sepengetahuannya. V lalu cerita pada Evey akan menghabisi Anthony Lilliman (John Standing), seorang uskup korup yang jadi antek pemerintah. Evey menawarkan diri untuk membantu V dengan menyamar sebagai seorang gadis pemuas nafsu bejat sang uskup. Sekadar diketahui, Uskup Lilliman tidak hanya korup dan jadi antek pemerintah yang otoriter, dia juga seorang pengidap pedofilia. Sayangnya Evey memanfaatkan kesempatan itu untuk melarikan diri dari V, walau akhirnya misi pembunuhan Lilliman berhasil.

Evey kemudian bersembunyi di rumah Gordon Deitrich (Stephen Fry), atasan Evey di kantor yang juga seorang host talk show BTN. Deitrich berjanji menyembunyikan Evey serta menjaga rahasianya kedekatannya dengan V. Deitrich kemudian menunjukkan beberapa barang koleksinya, seperti lukisan klasik, Al-Qur’an antik, hingga foto-foto homoerotis. Deitrich adalah seorang gay yang belum mengungkap statusnya ke publik. Evey kemudian mempertanyakan apakah Deitrich diam-diam adalah seorang muslim (penganut agama Islam). Muslim dalam pemerintahan Sutler dianggap sebagai kaum undesirable, yakni lawan politik yang harus ditahan di kamp konsentrasi Larkhill Detention Centre, sama seperti para para imigran Afrika, Asia, Yahudi, dan kaum LGBT.

Kamp Larkhill Detention Centre
Kamp Larkhill Detention Centre (Youtube)

Sementara itu di laboratorium forensik rumah sakit, Inspektor Finch menemui seorang ahli bedah yang bernama dr. Delia Surridge (Sinead Cusack). Sebelumnya Finch mendapatkan informasi bahw V selalu meninggalkan sekuntum mawar merah langka pada korban-korbannya. Dr. Surridge terlihat sangat mengenal bunga mawar merah langka tersebut. Saat masih bersama dr. Surridge, Finch diberitahu oleh anak buahnya bahwa V menargetkan seluruh mantan staf Larkhill Detention Centre. Hampir semua mantan staf Larkhill Detention Centre telah terbunuh, tersisa satu orang lagi yang keberadaannya misterius, yaitu dr. Diana Stanton. Setelah Finch pulang, terungkap bahwa dr. Diana Stanton adalah orang yang sama dengan dr. Delia Surridge.

V kemudian mengunjungi dr. Surridge saat sedang tidur di kamar. V pun nostalgia dengan dokter yang pernah melakukan eksperimen terhadap dirinya dan para kaum undesirable lain. V yang mendapati dr. Surridge penuh penyesalan mendalam atas perbuatan masa lalu memilih untuk membunuhnya dengan lembut tanpa rasa sakit. Kemudian diungkapkan bahwa beberapa dekade silam Amerika Serikat terpecah akibat perang saudara untuk kedua kalinya sampai negara itu hancur. Sementara pada waktu yang hampir bersamaan, daratan Eropa lumpuh akibat dilanda pandemi virus St. Mary. Partai Norsefire pimpinan Adam Sutler lalu memproklamirkan Inggris sebagai tanah supremasi bangsa kulit putih Eropa usai wabah virus St. Mary berhasil diatasi.

Baca juga:

Kebenaran Virus St. Mary

Inspektur Finch yang sedang melacak identitas asli V kemudian menemukan banyak hal mencurigakan mengenai kejadian masa lalu tersebut, khususnya mengenai pademi virus St. Mary. Finch temukan fakta virus St. Mary adalah eksperimen senjata biologis yang dirancang oleh pihak pemerintah saat itu. Virus itu sedianya untuk membinasakan lawan-lawan politik pemerintah yang sudah digiring ke Larkhill Detention Centre. Finch juga akhirnya mengetahui bahwa V adalah salah satu korban selamat dari eksperimen senjata biologis virus St. Mary. Penyelidikannya itu juga menimbulkan sedikit demi sedikit ketidakpercayaan Finch terhadap pemerintahan sekarang. Namun begitu, Finch tetap harus melaksanakan tugasnya sebagai seorang inspektur polisi pemerintah.

Scene lalu berpindah ke salah satu siaran BTN yang menayangkan program komedi sindiran dan satir terhadap pemerintahan. Program tersebut merupakan hasil pemikiran Dietrich serta dia sendiri yang menjadi host-nya. Polisi kemudian menggerebek rumah Dietrich untuk menangkapnya. Evey coba melarikan diri melalui jendela rumah, namun sayang dia kemudian tertangkap. Di ruangan tahanan Evey disiksa dan digunduli lalu dipaksa untuk membocorkan informasi tentang lokasi tempat tinggal V. Meski alami penyiksaan berhari-hari, Evey tetap bungkam. Di masa penahanannya tersebut, Evey menemukan buku catatan yang selalu menemaninya. Catatan itu adalah milik Valerie Page (Natasha Wightman), seorang gadis yang sempat disiksa dan dibunuh karena dia lesbian.

Virus St. Mary Telan Ribuan Korban
Virus St. Mary Telan Ribuan Korban (Youtube)

Saat hari terakhir kesempatannya membocorkan lokasi V, Evey memilih lebih baik mati ketimbang buka mulut. Anehnya keputusan itu malah membuat dia dibebaskan dari ruang tahanan. Setelah keluar dari ruang tahanan, Evey sadar kalau beberapa hari ini dia ditahan di rumah V. Kepadai Evey, V menjelaskan bahwa apa yang dilakukannya itu untuk membebaskannya dari rasa takut. V juga memberitahu kabar bahwa Dietrich sudah tewas dieksekusi karena ada Al-Qur’an di rumahnya. Sementara catatan Valerie yang dibaca oleh Evey itu adalah catatan original yang dulu juga ditemukan oleh V. Evey akhirnya sadar bahwa dirinya sudah tidak lagi diselimuti rasa takut. Evey lalu memberitahu V sudah waktunya untuk dia pergi dan berjanji akan menemuinya sebelum tanggal 5 November.

Kejatahan Partai Norsefire

Sementara itu, Inspektor Finch yang masih menelusuri identitas asli V pergi ke fasilitas biological weapons di Larkhill Detention Centre. Di lokasi yang kini sudah jadi monumen peringatan korban virus St. Mary tersebut, Finch bertemu dengan seorang mantan agen rahasia bernama William Rockwood. Kepada Finch, Rockwood menjelaskantentang program biological weapons di Larkhill Detention Centre pada 14 tahun silam. Diceritakan pada masa itu Sutler masih menjabat sebagai Sekretaris Pertahanan dan memulai sebuah proyek rahasia di Larkhill Detention Centre untuk menciptakan virus St. Mary. Creedy yang merupakan pemimpin Partai Norsefire saat itu menyarankan untuk melepaskan virus St. Mary ke warga Inggris sendiri, alih-alih ke musuh mereka.

Virus tersebut kemudian membuat kurang lebih 80 ribu warga tewas. Pada saat itulah organisasi teroris dikambinghitamkan sebagai dalang dari pandemi virus St. Mary. Partai Norsefire kemudian manfaatkan kekacauan saat itu untuk mengangkat Adam Sutler jadi Kanselir Tinggi, yang pada akhirnya membawa kemenangan Norsefire di parlemen. Mereka pun mengambil peran dan kendali negara serta mengambil keuntungan dengan menjual vaksin untuk virus St. Mary. Sebelum berpisah, Rockwood menyarankan pada Finch untuk mengawasi Creedy dalam 24 jam ke depan. Sementara itu Di tempat Creedy, V datang menemuinya untuk menawarkan sebuah kesepakatan. V meminta Creedy untuk membawa Sutler kepadanya, lalu sebagai imbalan dirinya bakal menyerahkan diri.

Partai Norsefire di V for Vendetta
Partai Norsefire di V for Vendetta (Youtube)

Finch kemudian menemukan fakta mengejutkan bahwa Rockwood yang baru saja dia temui adalah V yang menyamar menggunakan topeng. Meski hal itu membuatnya murka, Finch percaya atas apa yang diungkapkan V saat menyamar menjadi Rockwood. Keraguan Finch pada pemerintah tempatnya mengabdi bertahun-tahun pun semakin besar. Scene lalu berpindah pada rapat terbatas pemerintah, dimana diperlihatkan Sutler marah-marah karena V tak kunjung tertangkap. Creedy yang merasa selalu disalahkan oleh Sutler mulai mempertimbangkan untuk berkhianat dengan menerima tawaran V sebelumnya. Menjelang tanggal 5 November, V mendistribusikan ribuan topeng Guy Fawkes ke seluruh penjuru kota yang rakyatnya kini sudah mulai geram dengan pemerintah.

Rakyat Lawan Pemerintah Otoriter

Para warga sedang marah usai terjadi penembakan seorang gadis yang menggunakan topeng Guy Fawkes hingga tewas. Pada malam tanggal 5 November, Evey menepati janjinya beberapa waktu lalu dengan mengunjungi V. V kemudian menunjukkan kepadanya sebuah kereta penuh dengan bahan peledak di jalur kereta bawah tanah London yang lama tak digunakan. Kereta itu dipersiapkan untuk menghancurkan gedung perlemen Inggris dalam beberapa jam ke depan. V sendiri tidak memaksa Evey untuk menjadi pelaku peledakan bom, dia menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada Evey. Sementara itu Adam Sutler membuat pernyataan di televisi guna meyakinkan rakyatnya untuk patuh kepada pemerintah. Sayangnya tak ada satu pun warga yang menyaksikannya.

V Dihujani Tembakan Polisi
V Dihujani Tembakan Polisi (Youtube)

V kemudian datang menemui Creedy dan para pasukannya yang telah menjadikan Sutler sebagai tawanan, sebagaimana kesepakatan yang V tawarkan. Setelah V menyelipkan bunga mawar langkanya ke baju Sutler, Creedy kemudian mengeksekusi rekan separtainya itu. Sesuai dengan kesepakatan, V harus menyerahkan diri dan membuka identitasnya. Tapi V mengingkari kesepakatan dengan membunuh Creedy serta anak buahnya. Meskipun V menggunakan pelindung anti peluru di badannya saat melawan anak buah Creedy, V tetap terluka parah terkena puluhan peluru di badanya. V lalu kembali menemui Evey yang menunggunya tepat di depan kereta bom. Sayangnya V tidak selamat dari luka-luka tembaknya dan meninggal di pangkuan Evey.

Evey menaruh jasad V di atas kereta dan bersiap untuk menarik tuas kereta, namun Finch tiba-tiba datang. Finch yang muak dengan pemerintahan rezim partai Norsefire membiarkan Evey lanjutkan aksinya. Sementara itu ribuan warga bertopeng Guy Fawkes berbaris menuju House of Lords. Pasukan militer membiarkan kerumunan warga lewat memasuki halaman gedung parlemen lantaran tidak ada perintah penghentian. Pada akhirnya House of Lords berhasil diledakkan, hal yang gagal dilakukan Guy Fawkes empat abad silam. Ketika gedung parlemen sudah dihancurkan, Finch meminta Evey untuk memberitahu identitas V yang sebenarnya. Bukannya memberikan jawaban yang bisa melegakan hati Finch, Evey malah menjawab bahwa V itu adalah kita semua.

Berita Terkait.

Tinggalkan Balasan