Popmagz.com kali bakal mengajak kalian para pencinta film untuk sejenak kembali ke masa lalu, dengan hadirkan artikel alur cerita film lawas The Godfather yang sangat ledendaris. Dirilis tahun 1972 silam, The Godfather sering disebut sebagai salah satu film terbaik yang pernah dibuat dalam sejarah perfilman dunia. Film yang disutradarai Francis Ford Coppola ini sejatinya merupakan sebuah adaptasi novel berjudul serupa yang dirilis tiga tahun sebelumnya. Novel aslinya sendiri ditulis oleh penulis blasteran Amerika-Italia Mario Puzo, yang pada versi adaptasi film juga dipercaya tim produksi sebagai penulis skenario. The Godfather dibintangi sederet aktor dan aktris beken pada masanya, seperti Marlon Brando, Al Pacino, James Caan, Diane Keaton, dan Robert Duvall.
Keluarga Mafia Corleone
Berlatar tahun 1945, The Godfather menceritakan kehidupan Corleone Family, keluarga mafia di New York, Amerika Serikat. Keluarga tersebut adalah imigran dari Sisilia, Italia, sama seperti para keluarga mafia pesaing mereka. Vito Corleone (Marlon Brando) atau yang sering dipanggil Don Vito adalah pemimpin di keluarga tersebut. Mereka melakukan berbagai aksi kejahatan sesuai permintaan klien-kliennya. Awal film dimulai dengan pesta pernikahan Connie Corleone (Talia Shire), anak bungsu sekaligus perempuan satu-satunya Don Vito. Saat akan lakukan sesi foto keluarga, Michael Corleone (Al Pacino) putra ketiganya belum datang yang membuat Don Vito tak mau melanjutkan sesi foto keluarga. Adegan pembuka itu menunjujukan kecintaan Don Vito pada keluarganya.
Don Vito memiliki dua orang putra lagi atau kakak Michael, yaitu putra tertuanya bernama Sonny Corleone (James Caan) dan Fredo Corleone (John Cazale) sang anak kedua. Tidak seperti ayahnya yang sangat elegan dan berkepala dingin, Sonny memiliki sifat sombong, pemarah, dan senang menyelesaikan masalah dengan kekeran. Sementara Fredo lebih lemah lembut dan cenderung tidak memiliki banyak pengaruh dalam bisnis mafia keluarganya. Michael Corleone sendiri yang merupakan tokoh utama di film ini awalnya dikisahkan memiliki karakter tidak jauh berbeda dari Fredo. Dia tidak pernah mau tahu tentang bisnis gelap ayahnya di dunia kriminal. Bahkan dia lebih memilih untuk menjadi marinir dan ikut serta dalam Perang Dunia II yang kala itu baru saja usai.
Don Vito pun memang sengaja tidak mau melibatkan putra ketiganya itu dalam bisnis mafia. Sejak Michael kecil, Vito telah mempersiapkan putranya tersebut untuk jadi politisi ketika dewasa nanti. Sebagaimana telah kami ungkapkan di muka, awal film The godfather diawali dengan adegan pernikahan Connie. Dia menikah dengan Carlo Rizzi (Gianni Russo) yang juga merupakan teman kakaknya, Sonny. Michael datang ke pesta adiknya membawa Kay Adams (Diane Keaton), seorang wanita cantik yang saat itu menjadi kekasihnya. Tidak lama setelahnya, datanglah seorang penyanyi terkenal di era itu yang bernama Johnny Fontane (Al Martino). Semua orang histeris dengan kehadiran Fontane di pesta tersebut, termasuk Kay yang rupanya adalah penggemar beratnya.
Fontane sendiri juga merupakan anak baptis dari Don Vito. Karier Fontane yang moncer pun tidak lepas dari intervensi jaringan kriminal Don Vito di industri hiburan saat itu. Setelah bernyanyi di depan sang pengantin dan semua penggemarnya, Fontane disambut oleh Don Vito dan mengajaknya mengobrol di ruangan pribadinya. Fontane meminta pertolongan Don Vito agar dirinya bisa ikut bergabung dalam sebuah proyek film Hollywood terbaru agar namanya semakin melambung. Sebelumnya Fontane ditolak oleh Jack Woltz (John Marley), pimpinan rumah produksi yang menangani proyek film tersebut. Tak ingin anak baptisnya dikecewakan, Don Vito perintahkan Tom Hagen (Robert Duvall) yang merupakan consigliere atau tangan kanannya untuk mengurus permintaan Fontane.
Upaya Pembunuhan Don Vito
Hagen pun langsung berangkat ke Los Angeles untuk bertemu dengan Jack Woltz, memberikan ancaman pada produser tersebut agar Fontane dapat peran. Woltz menolak permintaan Hagen untuk melibatkan Fontane dalam filmnya. Woltz menyebut kehadiran Fontane di industri hiburan pada waktu itu telah merusak nama besarnya. Woltz yang emosi mendengar permintaan melibatkan Fontane dalam film terbarunya malah sampai membentak dan mengusir Hagen. Beberapa jam kemudian, Woltz diperlihatkan terbangun di tempat tidur lalu dapati kepala kuda jantannya terpenggal. Tahu bahwa apa yang terjadi barusan adalah ulah Hagen, Woltz pada akhirnya tidak punya pilihan selain memberikan kesempatan pada Fontane untuk bermain pada film yang dia inginkan.
Cerita kemudian berlanjut ke malam jelang perayaan Natal, dimana seorang bandar besar narkoba bernama Virgil Sollozzo (Al Lettieri) datang menemui Don Vito. Sollozzo tawarkan kesepakatan untuk memberi perlindungan bisnis narkobanya dengan memanfaatkan koneksi politik yang kuat Don Vito pada saat itu. Kepada Don Vito, Sollozzo mengaku dia juga telah mencapai kesepakatan serupa dengan keluarga mafia Tattaglia pimpinan Don Philip Tattaglia (Victor Rendina). Dengan penuh pertimbangan dan kewaspadaan terhadap dampak politis yang mungkin dia terima jika berurusan dengan narkoba, Don Vito menolak tawaran kesepakatan Sollozzo. Namun begitu, Don Vito curiga bahwa Sollozzo akan melakukan hal buruk pada bisnisnya atas penolakan tersebut.
Sebagai bentuk jaga-jaga bila Sollozzo akan melakukana sesuatu, Don Vito mengirim salah seorang enforcer atau pembunuh bayarannya yang bernama Luca Brasi (Lenny Montana) untuk memata-matai Sollozzo. Brasi tiba di sebuah restoran, dimana di sana juga ada Bruno Tattaglia (Tony Giorgio) anak Don Philip ditemani dan Sollozzo. Rupanya keduanya tahu sedang dibuntuti lalu berhasil mencekik Brasi sampai tewas. Setelah itu, Bruno dan Sollozzo juga berhasil menculik Tom Hagen. Di tempat lain, Don Vito berencana pergi untuk berbelanja buah-buahan di pasar. Pada hari itu, Paulie Gatto (Johnny Martino) yang merupakan sopir pribadi sekaligus pengawal Don Vito tidak masuk kerja dengan alasan sakit sehingga untuk sementara digantikan oleh Fredo.
Sesampainya di pasar buah, Don Vito secara mengejutkan diserang secara membabi buta dengan rentetan tembakan pistol oleh sekelompok orang. Fredo yang memang tidak punya kemampuan menggunakan senjata pun tidak bisa melakukan tembakan balasan atau perlindungan pada ayahnya. Dia hanya bisa kaget terkejut dan histeris melihat Don Vito tergeletak sekarat. Keesokan harinya, Kay Adams yang sedang bersama dengan Michael terkejut usai melihat headline berita di koran yang menyebut Don Vito disinyalir telah tewas dalam serangan sehari sebelumnya. Michael pun menelpon untuk memastikan kabar ayahnya itu. Sayangnya dia sendiri hanya mendapat informasi simpang siur tentang kondisi sebenarnya dari Don Vito. Sementara itu, Sonny menerima telpon dari Sollozzo dan memberitahu kalau mereka saat ini tengah menyandara Tom Hagen.
Don Vito Masih Hidup
Kepada Sonny, Sollozzo mengatakan bahwa dia dan Bruno tidak akan membunuh Hagen. Solozzo malah berikan penawaran ke Sonny seperti yang dulu pernah dia tawarkan pada Don Vito. Tawaran itu terjadi lantaran Solozzo dan Bruno berasumsi Vito Corleone sudah benar-benar tewas sehingga Sonny naik pangkat jadi pemimpin Mafia Corleone. Solozzo dan Bruno bebaskan Hagen untuk negosiasikan tawarannya ke Sony. Sollozzo menerima kabar bahwa Don Vito ternyata masih hidup hanya berselang beberapa jam dari dia membebaskan Hagen. Tentu saja kabar itu membuatnya panik dan sulit mempercayai bagaimana Don Vito bisa selamat dari berondongan peluru. Keluarga Corleone lalu lakukan pertemuan, dimana Sonny menerima sebuah paket yang berisi rompi anti peluru.
Rompi anti peluru tersebut berisikan dua ekor ikan mati seperti lambang restoran tempat Don Vito mengirim Brasi. Dengan kata lain, peket itu merupakan penanda bahwa Luca Brasi kini sudah tewas. Masih pada tempat yang sama, Paulie akhirnya masuk kerja lagi setelah sebelumnya izin sakit. Paulie terlihat kikuk saat bertemu kembali dengan teman-temanya, khususnya Sonny. Tak pelak, Sonny makin curiga bahwa Paulie terlibat dalam aksi serangan pada Don Vito sebelumnya. Sonny kemudian menyuruh Peter Clemenza (Richard Castellano) yang merupakan salah satu caporegime atau kapten di Mafia Corleone untuk membereskannya. Clemenza pura-pura minta Paulie untuk mengantar ke suatu tempat sebelum akhirnya dia menghabisinya di tengah jalan.
Saat itu kondisi antar mafia memang memanas, sehingga Michael meminta Kay menjauh untuk sementara waktu demi keamanan. Michael lalu menjenguk ayahnya di rumah sakit, dimana dia di sana menemukan keanehan. Tidak ada satupun pengawal ataupun petugas rumah sakit berjaga di sekitar kamar pasien yang membuat Michael curiga. Michael yakin pihak lawan akan melakukan upaya pembunuhan kepada Don Vito untuk kedua kalinya. Dia meminta perawat untuk membantunya memindahkan ayahnya ke ruangan lain. Michael lalu bertemu seorang tukang roti teman keluarganya bernama Enzo (Gabriele Torrei) yang hendak menjenguk Vito. Michael menyuruhnya untuk menunggu di luar terlebih dahulu karena bahaya bisa datang kapan saja.
Transformasi Michael Corleone
Baca juga:
Rupanya Michael memanfaatkan gelap malam untuk mengelabui orang suruhan Solozzo yang akan datang ke rumah sakit. Dia mengubah outfit Enzo menjadi kelihatan seperti seorang pengawal khas mafia yang siaga dengan senjatanya. Orang suruhan Solozzo memang pada akhirnya benar-benar datang untuk menghabisi Vito. Namun mereka mengurungkan niat untuk menyerang Vito setelah melihat sosok Enzo yang seperti pengawal. Tak berselang lama petugas kopolisian yang dipimpin oleh Kapten Mark McCluskey (Sterling Hayden) datang ke rumah sakit. Michael menuduh McCluskey telah dibayar oleh Solozzo yang membuat wajahnya kena tonjok kapten polisi tersebut. Terang saja saat itu Michael tidak bisa melawan karena yang dihadapinya merupakan polisi.
Beruntung Clemenza dan Tom Hagen datang dan menyelamatkan Michael dari McCluskey. Aksi penganiayaan McCluskey itu membuat Michael bertransfomasi dari pria baik-baik menjadi seorang yang mulai tertarik dengan bisnis ayahnya. Keesokan paginya, Michael, Clemenza, dan Hagen mendapatkan kabar kalau Sonny telah membunuh Bruno Tattaglia. Sonny melakukan hal itu karena yakin Bruno adalah orang bertanggung jawab atas dua kali percobaan pembunuhan Don Vito. Michael lalu menyusun rencana untuk membunuh Solozzo dan McCluskey sekalian karena sudah sudah terlanjur jauh perseteruan Mafia Corleone dengan Solozzo. Untuk melancarkan aksinya, Michael menggunakan siasat jebakan untuk bertemu dengan Solozzo di sebuah restoran.
Michael tahu, cukup dengan mengundang Solozzo, maka McCluskey yang sudah dibayar sebagai pengawal bakal turut hadir pula. Michael menyuruh Clemenza untuk menyimpan pistol di toilet restoran tempat pertemuan mereka. Tak hanya itu, Clemenza juga diminta untuk mempersiapkan fake news di surat kabar tentang kronologi kematian Solozzo dan McCluskey setelah Michael nanti berhasil menghabisi mereka. Michael diceritakan berhasil bertemu dengan Solozzo dan McCluskey. Setelah mengobrol beberapa saat, Michael izin ke toilet untuk mengambil pistol yang telah disiapkan. Sekembalinya dari toilet, Michael terlihat gugup dan ragu, namun pada akhirnya dia berhasil menembak Sollozzo dan McCluskey tepat di kepala mereka masing-masing.
Kematian Sonny Corleone
Kematian Sollozzo dan McCluskey membuat perang tak berkesudahan antar mafia di New York pecah. Perangnya sendiri dalam film hanya diperlihatkan melalui dokumentasi pemberitaan media. Ketika Don Vito pulih dari masa kritis dan sudah bisa pulang ke rumahnya, Sonny dan Tom Hagen menjelaskan apa yang terjadi selama ini. Vito diberitahu bahwa Fredo putra keduanya saat ini dikirim untuk mengurus bisnis ke Las Vegas sekaligus mengamankan dia dari perang mafia. Sementara Michael sedang dalam masa pengasingan di Sisilia. Michael di Sisilia agar tidak jadi target balas dendam orang-orang Sollozzo dan McCluskey. Di sana Michael bertemu dengan seorang wanita yang memikat hatinya bernama Apollonia (Simonetta Stefanelli) yang kemudian jadi istrinya.
Cerita berlanjut ke adegan Sonny menemui Connie lalu dapati adiknya yang sedang hamil jadi korban KDRT (kekerasan dalam rumah tangga). Sonny yang tak terima adiknya dianiaya pun kemudian menemukan Carlo di jalan lalu menghajarnya. Carlo rupanya tidak kapok dihajar Sonny, beberapa hari kemudian dia kembali memukuli Connie. Dia menganiaya istrinya setelah ketahuan punya selingkuhan yang menelpon ke rumah mereka. Sonny yang mengetahui hal tersebut bergegas mencari Carlo untuk langsung menghabisinya. Sayangnya, ketika dalam perjalanan dengan mobilnya, Sonny diserang sekelompok orang bersenjata machine gun. Rentetan tembakan yang menyasar ke mobil Sonny membuat penerus utama Corleone Family tewas mengenaskan.
Tom Hagen memberitahu Don Vito bahwa putranya telah tewas dibunuh dengan keji. Secara mengejutkan, Vito malah meminta anak buahnya tidak melakukan penyelidikan atas kematian Sonny. Bahkan bila anak buahnya tahu pihak yang bertanggung jawab atas serangan itu, Vito dengan tegas melarang aksi balas dengam. Vito meminta untuk diagendakan pertemuan pimpinan para mafia terbesar di New York. Scene beralih ketika Michael di Sisilia akhirnya menerima kabar kematian kakak tertuanya. Michael disarankan untuk berpindah lokasi pada saat itu juga karena khawatir otak dibalik pembunuhan Sonny juga bakal mengincarnya. Benar saja, Apollonia tewas usai mobil yang sedianya akan dia tumpangi bersama Michael untuk pindahan meledak duluan karena bom.
Pertemuan Pemimpin Mafia
Cerita lalu berlanjut ke pertemuan lima bos mafia terbesar yang telah diatur dengan bantuan Don Emilio Barzini (Richard Conte), pimpinan Mafia Barzini. Dalam pertemuan itu, Don Vito memutuskan untuk menarik sikapnya selama ini yang menolak keras bisnis narkoba. Vito sadar bahwa semua masalah yang terjadi dalam dunia mafia belakangan ini berawal dari penolakan tawaran dari Sollozzo terkait bisnis narkoba. Namun begitu, Vito meminta bisnis narkoba tetap harus dikendalikan peredarannya dengan sangat ketat, seperti tidak boleh dijual ke anak-anak. Pada kesempatan itu Don Vito juga meyakinkan keluarga Tattaglia untuk tidak menyimpan dendam mereka atas kematian anak dari masing-masing keluarga, yakni Bruno Tattaglia dan Sonny Corleone.
Don Vito berkata pada Don Philip bahwa balas dendam itu tidak akan membuat Bruno dan Sonny kedua anak mereka hidup kembali. Don Vito juga menegaskan tujuannya untuk mewujudkan perdamaian di antara semua keluarga mafia. Don Vito ingin tidak ada lagi perang mafia agar Michael bisa pulang kembali ke Amerika. Dalam pertemuan kelima pimpinan mafia itu, secara diam-diam Don Vito juga menyadari sebuah fakta yang mengejutkan. Dia sadar bahwa dalang di balik kematian Sony sebenarnya bukanlah keluarga Tattaglia, melainkan Barzini. Michael akhirnya kembali ke Amerika setelah terjadi perdamaian antara mafia. Setelah kembali ke keluarganya, Michael bertemu lagi dengan Kay kemudian menikah hingga akhirnya memiliki dua orang anak.
Lantaran Don Vito kini sudah sakit-sakitan dan Fredo tidak bakat jadi mafia, Michael akhirnya ditunjuk sebagai penerus tahta ayahnya. Michael kemudian merombak kepengurusan keluarga mafia Carleon. Secara mengejutkan, Michael memilih Carlo duduki posisi Consigliere, alih-alih Tom Hagen yang sudah terbukti loyal serta berpengalaman. Keputusan Michael itu memang terlihat sangat anah, mengingat Sonny tewas juga karena ingin bertemu Carlo. Michael juga menunjuk ayahnya sendiri Don Vito sebagai penasihat pribadinya. Sementara itu, Tom Hagen dikirim Michael pindah ke Las Vegas guna memperkuat posisi Mafia Corleone dalam bisnis perjudian di sana. Keputusan Michael tersebut juga disetujui oleh Vito Carleon yang sepertinya sudah tahu strategi bisnis putranya.
Michael diceritakan pergi ke Las Vegas juga untuk menemui Moe Greene (Alex Rocco), seorang keturunan Yahudi pemilik hotel dan kasino tempat kakaknya Fredo dan juga Fontane bekerja. Michael ternyata berencana membeli paksa hotel dan kasino tersebut sebagai salah satu bagian rencananya untuk memindahkan keluarga Corleone ke Las Vegas. Terang saja tawaran itu membuat Moe Greene berang sampai keceplosan bilang bahwa koneksinya dengan Barzini bisa menggagalkan aksi takeover paksa Michael. Ucapan Moe Greene itu seperti menegaskan bahwa selama ini Mafia Barzini memang berada dibalik segala serangan terhadap Mafia Corleone. Michael pun menjadi tahu siapa musuh yang sebenarnya yang harus diwaspadai dan dihadapi.
Tiba Hari Penghakiman
Di saat-saat terakhir bersama Don Vito, Michael diberi pesan oleh sang ayah agar berhati-hati kepada orang yang mau mengatur pertemuan dengan Barzini. Don Vito menyebut orang yang nanti mengatur pertemuan Michael dengan Barzini adalah pengkhianat. Tidak berselang lama Vito diceritakan tutup usia ketika sedang bermain dengan cucunya. Di upacara pemakaman, salah satu anggota Mafia Carleone berniat untuk mengatur pertemuan dengan Barzini. Siapa menduga, orang yang mengatur pertemuan tersebut adalah Salvatore Tessio. Dia adalah salah satu caporegime Mafia Carleon yang selama ini sangat dekat dengan Vito. Pertemuan tersebut dijadwalkan berlangsung bersamaan dengan hari pembaptisan anak Connie, dimana Michael setuju untuk menjadi ayah baptisnya.
Di hari pembaptisan anak Connie, ketika Michael berdiri di altar untuk menjadi ayah baptis dari ponakannya, pembunuh bayarannya juga beraksi. Mereka menghabisi seluruh pimpinan mafia di New York dan New Jersey yang menjadi musuh keluarga Carleone. Mereka juga membunuh Moe Greene yang ditembak tepat di bola matanya. Tom Hagen sendiri ditugaskan Michael untuk mengurus proses eksekusi Tessio oleh tim pembunuh Mafia Carleone. Setelah itu Michael mendatangi Carlo dan membongkar rahasianya selama ini. Carlo ternyata telah dibayar oleh Barzini untuk memancing Sony keluar pada hari dimana dia dibunuh. Mengingat dosa yang telah diperbuat iparnya tersebut sudah sangat besar dan tak termaafkan, tanpa segan Michael menghabisi Carlo melalui Clemenza.
Connie yang curiga suaminya menghilang kemudian mendatangi Michael dan menuduh kakaknya itu telah membunuh Carlo. Connie juga memberitahu Kay bahwa Michael yang telah memerintahkan orang-orangnya di semua tragedi pembunuhan para pimpinan mafia di hari pembaptisan. Michael sendiri sempat berbohong pada Kay bahwa dirinya tidak melakukan hal-hal yang dituduhkan Connie. Kay awalnya percaya sang suami tidak jadi pembunuh berdarah dingin. Namun keyakinan Kay langsung goyah tatkala dia dapati dengan mata kepalanya sendiri para anggotanya Mafia Corleone menyebut nama Michael dengan Don Carleon. Para caporegime Mafia Corleone menciumi tangan Michael, seperti yang dulu dilakukan mereka untuk Don Vito, lalu film pun usai.